Assalamualaikum cantik..
Istilah mati gaya sering kita dengar dalam istilah fotografi. Terutama saat pemotretan model. Sebenarnya arti mati gaya memiliki arti kehabisan gaya. Model berarti berpose karena tidak memiliki gaya lain. Hal ini bisa terjadi jika sesi pemotretan dilakukan lebih dari setengah jam dengan posisi model berdiri tanpa property.
Untuk menghindari hal tersebut fotografer dituntut untuk bisa memberi arahan variasi pose. Ada aturan dasar yang bisa dijadikan pedoman gesture seseorang agar terlihat menarik dan tidak kehabisan gaya.
Sebagai permulaan, kita membahas pengaturan pose untuk subjek tunggal (single). Dalam pemotretan subjek tunggal, ada lima pilihan pengambilan gambar oleh fotografer, yaitu haedshot, bast shot/ waist-up (pinggang ke atas), haft shot body (pinggang), 3/4 shot body, dan full body. Teknik pengambilan gambar ini bisa dimasukkan ke dalam pose berdiri, duduk dan tidur.
Pose Berdiri
Pengambilan head shot terbagi dalam dua macam, wajah penuh dan wajah sedikit menyertakan bahu. Dalam teknik ini wajah model tidak selalu menghadap lurus ke kamera, seperti kartu foto identitas. Foto head shot akan lebih menarik jika model memiringkan bahu sisi kiri atau kanan dengan posisi asimetris. Dengan meletakkan tangan model di sela atau diatas rambut, atau di dagu. Hasil jepretn akan terlihat manis. Buatlah semenarik mungkin dengan beberapa macam variasi. Agar model tidak terlihat kaku, posisi lengan dan kaki bisa dimainkan. Misal meletakkan dua tangan di pingggang atau bisa disebut pose kacak pingggang. (Foto: Full Shot)
Bisa juga dengan melebarkan atau menyilangkan dua kaki. Pilihan lainnya adalah meletakkan satu tangan di pinggang, sedangkan tangan lainnya menyentuh paha. Selain pose kacak pingggang, adalagi pose 'sendakep' atau melipat tangan. Agar tidak terlihat kaku, model bisa mengangkat salah satu tangannya ke atas, dengan posisi jari tangan diletakkan pada pipi atau leher. (Foto: Half Shot)
Pilihan lainnya dengan greeting service. Model menempelkan dua telapak tangan setinggi dada. Yang lainnya adalah pose seolah berjalan. Tangan merenggang keluar, dan tidak menempel ke badan. Tangan model bisa memegang rok, ke arah baju atau dimasukkan ke saku baju. Memainkan posisi bahu dan wajah bisa juga anda pilih. Arahkan model agar tetap dalam keadaan berdiri. Posisi bahu miring atau melintang menyerupai garis horisontal. Sedangkan wajah menghadap kamera. Kesan dinamis akan di dapat karena performa badan yang memiliki lekukan bagus akan terlihat.
Gaya dengan memiringkan badan model ke kanan atau ke kiri sekitar 45 derajat, juga bisa menjadi pilihan. Dengan catatan pipi menyentuh bahu. Pose ini akan lebih bagus bagi model yang memiliki hidung mancung. Ditambah teknik pencahayaan sort lighting untuk membentuk wajah lebih tirus.
Gaya lainnya adalah mengatur posisi badan model tetap menghadap kamera seperti pas foto. Namun wajah menoleh sekitar 10-40 derajat ke kanan atau ke kiri. Mata bisa melirik ke kamera atau tetap searah dengan wajah. Bisa juga dengan memposisikan badan model miring 45 derajat ke kanan atau ke kiri. Sedangkan kepala dan mata tetap memandang kamera.
Pose Duduk
Pose duduk lebih banyak variasinya dibanding dengan pose berdiri vertikal. Terlebih ditambah dengan properti sebagai medium bersandar. Misal kursi. Macam pose duduk seperti bersila, duduk dengan menyentukan lutut ke dagu. Duduk miring dengan mengangkat kaki membentuk segitiga. Bila menggunakan property sebagai medium bersandar, maka lebih banyak lagi variasi posenya. Medium ini berfungsi memperkuat pose-pose diagonal.
Pose Tidur
Pose tidur terdiri dari tiga macam, tengkurap, miring dan telentang. Jika menggunakan teknik head shot dalam pemotretan, perlu dipertimbangkan pose tambahan agar terlihat lebih menarik. Fotografer bisa mengarahkan model untuk menjadikan kedua belah telapak tangannya sebagai tumpuan dagu. Bisa juga dengan melipat tangan ataupun menyilangkan tangan. Posisi kaki perlu diperhitungkan bila pemotretan dilakukan longshot. Untuk mendukung gaya, model bisa menyilangkan atau merapatkan kaki. Untuk pose tertelungkup tidak terlalu banyak variasinya. Begitu juga dengan pose miring. Biasanya salah satu tangan menjadi tumpuan kepala. Sedangka kedua posisi kaki berbeda. Satu lurus dan kaki lain ditekuk, Untuk posisi terlentang, ekplorasi tangan dan kaki akan lebih banyak variasinya. Pengambilan foto juga dapat dilakukan dari sudut 0,45 hingga 90 derajat. Sudut pengambilan 90 derajat dikenal dengan high angle tegak lurus. Posisi fotografer berada diatas model dengan ketinggian tertentu. Bisa menggunakan jembatan tangga, atau dari balkon. Kekuatan foto ini tereletak apada eksplorasi angle yang menarik. Model dapat menekuk kaki maupun tangan lebih bebas, sehingga memberi konfigurasi lebih banyak.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Mengenal Berbagai Macam Pose dalam Pemotretan"
Posting Komentar